Minggu

Story of my Friday


Jum’at, 30 januari 2009
Pagi itu aq baru bangun jam 7 pagi. Setelah aq sadar kalo itu bukan mimpi, aq pun melanjutkan liburan ku dengan agenda kegiatan yang tidak penting,seperti mandi, makan, nopi, maen game, dll sampe pukul 09.00. Setelah aq melihat jadwal agenda q hari ini aq baru menyadari kalau hari ini ada agenda penting yaitu menjemput wakomting q yang berasal dari Semarang , sebut saja namanya Beat.
Berawal dari rencana beliau yang ingin berlibur ke Bandung bersama teman kami sekaligus teman semasa perjuangan q dulu waktu SMA (sebut saja namanya Peap), mereka ingin mengawali perjalanan dari kota Solo tercinta ini. Sesuai perjanjian, dia akan naik kereta Pandanwangi relasi SMC(SemarangPoncol)-PWS(SoloPurwosari) dan aq akan menjemputnya di Stasiun Solobalapan pada jam 11.30. Tetapi ,secara aq seorang railfan yang gila banget sama kereta, aq pun menuju TKP pada pukul 09.45. Setelah bersiap2 dengan perlengkapan kaos hitam, celana jeans , jaket cokelat, serta sempak putih (Uppsss…malu ah…) ,aq pun meluncur dengan Honda Supra tahun 99 yang telah berpengalaman dalam keadaan penting semacam ini .Dijalanan kota solo yang tidak begitu ramai aq pun memacu motor q kecepatan maksimal yaitu 60km/jam (kenceng g seh…???) dengan sebisa mungkin melewati jalan yang sejajar dengan rel kereta api. Saat sampai di lokasi, aq pun memarkir motor dan ternyata KA Banyubiru kesayangan q yang selama ini mengantar q pulang-pergi dari Solo-Semarang (selain Pandanwangi) telah menunggu di Jalur 5, aq pun dengan semangat 45 langsung mengeluarkan jurus bayangan seribu kaki (yang aq pelajari saat masih berguru di perguruan shaolin) menuju hall untuk membeli karcis peron.
Setelah membayar karcis peron sebesar 1500 perak (lebih mahal 1000 perak dari karcis peron di Stasiun puwosari).
Aq pun langsung menuju jalur paling utara di peron selatan tersebut, setelah mengagumi sekalian jeprat-jepret dengan kamera seadanya. Setelah aq amati sekeliling rangkaian kereta yang memakai rangkaian KDR I buatan INKA tahun 2008 bermesin diesel hidrolik serta berpenampilan futuristic itu aq dikejutkan oleh adanya kaca pintu yang pecah dan sudah bolong plong tak berbekas. Huft…. Memang orang Indonesia tidak bisa melihat barang bagus dikit, ada Kereta baru buatan anak negeri pun langsung dirusak dengan rasa senang dan bangga.
Setelah KA Banyubiru meninggalkan Stasiun Solobalapan, berturut2 KA lalu lalang yaitu KA Pasundan (SurabayaGubeng-Kiaracondong,Bandung),
Pramex (Yogyakarta-SoloJebres)

Sancaka (SurabayaGubeng-Yogyakarta),
Argo Wilis(SurabayaGubeng-Bandung). Nah pada saat KA Argo Wilis inilah kejadian yang sangat memalukan itu terjadi. Aq yang saat itu telah pindah posisi ke peron jalur 1 (jalur paling selatan), menunggu KA Argowilis masuk dan berada ditempat dimana Lokomotif akan berhenti yang kebetulan memang sangat sepi, Saat Lokomotif yang menarik rangkaian Argo Wilis bernomor CC 203 07 tersebut sudah berhenti ditempat dimana aq berdiri masinis dan assistenya lalu turun dan……
Ah aq malu menceritakanya……
Mau tau???
Ya sudah kalau kalian memaksa,
Masinis dan assistenya tersebut membuka celana seperti akan mengeluarkan sesuatu, dan benar saja, masinis dan assistenya itu pipis/buang air kecil/nguyuh/menandai kekusaan di muka lokomotif tersebut…!!!!
Anjing….!!!
Bangsat….!!!
Aq langsung naik pitam, melihat kejadian yang tidak berperikelokomotifan tersebut, dengan rasa berkecamuk (marah, malu, sedih, dan rasa nano nano lainya) aq diam membelakangi dimana lokomotif tersebut berada. Ingin rasanya tangan ini menghabisi kedua orang yang telah berbuat sangat tidak sopan tersebut, ingin ku ikat kedua orang itu direl dan kulindas dengan lokomotif CC 203 07 tersebut. Secara memang aq seorang railfans( yang menganggap Kereta Api adalah hidup matinya) , aq merasa sangat terhina dengan kejadian yang paling memalukan setidaknya dalam 1 abad terakhir.
CC 203 07, Korban pelecehan oleh sang driver
Pada awalnya aq ingin mengmbil gambar kedua bajingan tersebut saat sedang pipis di Lokomotif itu, namun karena aq berjarak lumayan dekat dan tidak ingin membuat masalah dengan pegawai PT.KAI lainya (coz pastinya mereka akan lebih mempercayai kedua bajingans itu dari pada aq apabila bajingans itu memutar-balikan fakta) aq pun hanya bisa memendam rasa nano-nano ini.
Okeh, aq biar saja kedua bajingans itu lepas dan menikmati rasanya buang air seni di lokomotif yang mereka kendarai sendiri. Inilah akibatnya apabila seseorang tidak mempunyai rasa saling memiliki atas aset2 yang ada. Menurut studi q yang dilakukan sepanjang hidup ku, tidak adanya rasa saling memiliki dan menjaga aset2 publik pada Warga Indonesia menyebabkan 95% aset2 publik rusak dan merugikan Negara triliunan rupiah (Sumber, pidato Prof. Dr.Enrico ‘Trainz’ Clonthoz ST. MT. BT. pada pembukaan upacara disuatu tempat).
Back to story dulu…
Tidak lama setelah itu KA Pandanwangi yang berangkat dari Semarang Poncol datang dengan keadaan kembali seperti semula yaitu dengan 2 buah KRD Nipoon Sharyo buatan tahun 82 dan 86 berjalan sendiri tanpa ditarik dengan bantuan lokomotif (becoz terakhir kali aq ketemu nih rangkaian ditarik lokomotif CC 201 143R ) pada pukul 11.45.
Setelah ketemu orang yang dimaksud, Kami pun (Aq n Beat) mencari masjid n menunaikan ibadah sholat Jum’at dulu. Abis itu, langsung menuju rumah q guna istirahat sebentar, namun baru sampai Stadion Kotabarat hujan mulai turun dan semakin deras saat memasuki perempatan RS Slamet Riyadi kami pun memutuskan berteduh sejenak di Solo Gren Mol sekalian cuci mata yang padahal udah basah gara2 keujanan.
Puas mengobok2 isi Mol terbesar di Kota Solo tersebut kami langsung kembali ke rencana awal.
Setelah puas mengobrol panjang, lebar , dan tinggi (3D) sambil makan, minum n tiduran di rumah q, tak terasa waktu menunjukan pukul 6 sore. Menurut perjanjian dengan peap yang tertera di inbox sms hp q, kami akan berangkat ke stasiun pada ba’da magrib di stasiun Purwosari . Diiringi hujan yang tidak menentu (deres nggak , gerimis jg nggak) kali ini dengan menunggangi Honda Supra X 125R tahun 2008 milik adik q yang juga nyuruh sekalian aq ngeprint n jilidtin tugasnya ( coz emang aq kakak yang baek). Jalan kami ke setasiun tidak selalu lancar, sempat menerobos banjir setinggi 25-30 cm, melewati jalanan yang licin, menghindari jalan yang rusak(bolong), sampai melewati polisi tidur yang lumayan mengejutkan (emang tuh polisi kurang kerjaan pake tiduran di jalanan segala). Sesampainya kami disana , kami menunggu 1 tokoh lagi yang dari tadi jarang dibahas, yaitu Peap.
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya Peap pun datang dengan diantar oleh adiknya yang perawakanya mirip banget sama kakaknya (yaealah, adeknya gituloh..). KA yang akan mereka tumpangi sama dengan KA yang yang Aq tumpangi saat berkunjung ke Bandung beberapa waktu lalu, yaitu KA Kahuripan relasi Kediri-Kiaracondong PP. Setelah beli tiket sebesar 52000 perak buat 2 orang, kami nongkrong2 ngomongin macem2 sambil menghisa beberapa batang rokok (aq gak ikut2an lho…swear…).
Menunggu selama kira2 sejam Beat da Peap yang merupakan kloter 2 kunjungan ke Bandung pada liburan semester ini, KA yang ditunggu2 itu pun datang masuk jalur 4. Berpamitan dan melepas kepergian mereka sembari tidak lupa titip salam kepada Ramdhan yang baek hati ,telah aq lakukan. Selanjutnya aq pulang dan tidak lupa titipan adek q tadi (coz emang aq kakak yg baek…)hehehhe….


TAmat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Solo-Semarang, Jawa Tengah, Indonesia